Senin, 03 Agustus 2009

Kekuatan dibalik YELLOW RIBBON STORY

Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Lukas 15:20

Almarhum kakek saya sering menceritakan sebuah kisah nyata yang berhubungan dengan pengampunan kepada saya, kisahnya seperti demikian :

Sekitar pertengahan tahun 60’ di kota White Oak, Georgia, USA. ada seorang suami yang memiliki sifat sifat kasar dan selalu mementingkan diri sendiri ketimbang keluarga. Setiap malam dia pulang larut dalam keadaan mabuk dan selalu melakukan kekerasan pada istrinya dan anak-anaknya.

Suatu malam dia mengambil simpanan uang belanja istrinya dan memutuskan untuk keluar dari kota White Oak, menuju kota besar New York. Disana dia bertemu dengan teman temannya, dan mulai membuka suatu bisnis yang illegal. Kehidupannya dipenuhi dengan segala macam bentuk kejahatan, penganiayaan, mabuk mabukan, sex dan penipuan.

Hal ini dilakukan berbulan bulan bahkan sampai tahunan, tanpa memperdulikan ataupun mengingat istri dan anak anaknya di White Oak. Terlena denga keadaan yang dia alami, tanpa sadar dia sudah terjerat dengan suatu lingkaran iblis yang menjerat bahkan mulai mencekik lehernya. Dia mulai terbelit hutang yang jumlahnya tidak dapat dibilang sedikit, bisnisnya hancur, teman temannya mulai meninggalkan dia. Untuk menyelamatkan gengsinya, dia melakukan suatu kejahatan penipuan dengan uang palsu, dan dia tertangkap pada ahir tahun 1969 dan divonis tiga tahun penjara.

Selama dalam tahanan dia mengalami siksaan dan pelecehan yang berat, hapir setiap malam dari tahanan yang lainnya, dan dia harus menjalaninya semua supaya selamat. Setiap malam dia saat semua tahan tidur dia meneteskan air mata setiap dia mengingat istri dan anak-anaknya.

Menjelang akhir masa tahanannya dia berdoa dan menulis sepucuk surat yang ditujukan kepada istrinya, dalam surat ini dia menyesali semua perbuatan yang dia lakukan terhadap istri dan anak-anaknya serta kerinduan untuk dapat memulai lagi membina keluarga yang harmonis, namun di akhir suratnya dia menulis,”Sayang, penyesalan ini mungkin terlambat, tapi aku bahagia sudah karena sudah mengirimkan surat ini padamu, aku ingin sekali kembali pada keluargaku, jadi berilah aku tanda jika kamu dan anak-anak mau memaafkan aku dan menerima aku kembali, jika ya. Ikatkan pita kuning di pohon eik tua di pusat kota, sehingga pada saat aku melewati pohon tersebut dan melihat pita tersebut aku akan turun, namun kalau tidak ada pita kuning itu maka aku akan meneruskan perjalanku dengan bis menuju Miami, dan aku tidak akan mengganggu hidupmu dan anak anak lagi…”

Saat hari pembebasan dia langsung naik bis yang menuju Miami namun transit di kota White Oak, tanpa mengetahui apakah istrinya sudah menerima surat itu atau belum, apakah istrinya memaafkan atau tidak, sepanjang jalan dia share kepada beberapa orang penumpang dan meminta sopir bis untuk perlahan saat mereka melewati pohon eik tua di pusat kota.

Saat bis memasuki White Oak, detak jantungnya semakin kencang dan dia menundukan kepala tidak berani melihat keluar, tiba tiba si sopir bis dan para penumpang berisik dan mulai memanggil dia,”bung kita sudah sampai di pusat kota…dank au harus lihat ini.” Dengan tegang dia melihat keluar jendela dan dia melihat pita kuning terikat di pohon eik tua itu, tapi tidak hanya satu lembar, melainkan seluruh pohon dan sekitarnya dihiasi dengan pita kuning. Dia mulai menangis dan keluar di bantu oleh

beberapa penumpang, saat dia keluar dia melihat istri dan anak anaknya sedang menuggu dia tersenyum haru, dan mereka bergegas menghampiri dia dan memeluk dia.

Dan kisah ini dilaporkan oleh si sopir bis ke Koran New York Post dan menjadi cerita yang paling diminati saat itu, dan satu hal yang luar biasa adalah di dalam bi situ ada seorang pengarang lagu, lalu dia menorehkan nada dan syairnya, mungkin sebagian dari anda pernah mendengar “TIE A YELLOW RIBBON AROUND THE OLD OAK TREE” syairnya menceritakan kisah si suami yang kembali pulang dan keluarga yang mau memaafkan.

Ya saudara, mungkin saat ini anda sedang bergumul dengan suatu permasalahan dengan orang lain, mungkin dengan keluarga anda, istri, anak, kakak, adik, orang tua atau sahabat. Ingat kisah Yellow Ribbon mengingatkan tentang simple forgiveness, ada kekuatan yang luar biasa dalam suatu pengampunan, ada pemulihan dan ada damai sejahtera, baik bagi yang mengampuni maupun yang diampuni. Bukankah hidup anda harus menjadi dampak? Yesus telah mengampuni anda dari setiap kesalahan kita pada saat kembali bertobat padaNYA, so…apa yang menahan anda untuk tidak mengampuni keluarga anda? Sepahit apapun yang anda alami, selalu ada tempat buat pengampunan. Hidup terlalu indah buat diisi dengan kebencian. JBU


Ev. Ferry Rotinsulu
Messenger Community Mission